Manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki berbagai macam
keistemewaan, salah satu keistimewaan yang dimiliki ialah pada sistem
hematologi. Pada sistem ini manusia memiliki berbagai macam jenis sel darah,
yaitu sel darah merah atau eritrosit dan sel darah putih atau leukosit. Pada
setiap sel darah tersebut memiliki peranannya masing-masing. Sehingga apabila
pada salah satu sel darah tersebut mengalami kerusakan maka akan menimbulkan
pada aktivitas sehari-hari. Salah satu gangguan yang akan dibahas dalam paper
ini ialah mengenai anemia. Hal terkait anemia yang akan dibahas ialah tanda dan
gejala, pemeriksaan diagnostik, dan juga komplikasi yang ditimbulkan.
Anemia
merupakan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam batas rendah atau di bawah normal
(Smeltzer, 2002) . Dimana
ukuran hemoglobin untuk laki-laki sehat adalah Hb 14-18 gr, sedangkan wanita
sehat adalah Hb 12-16 gr. Tingkat keparahan anemia dapat dilihat berdasarkan
ukuran hemoglobin tersebut (Masrizal, 2007) :
- Kadar Hb 8 – 10 gr : Anemia Ringan
- Kadar Hb 5 – 8 gr : Anemia Sedang
- Kadar Hb kurang dari 5 gr : Anemia Berat
Anemia diklasifikasikan menurut
morfologik dan etiologinya. Berdasarkan morfologiknya anemia dibedakan menjadi
pertama, normokromik normositik yaitu memiliki ukuran, bentuk, dan jumlah Hb
yang normal. Kedua, normokromik makrositik yaitu eritrosit lebih dari normal,
konsentrasi Hb normal. Dan terakhir, hipokromik mikrositik yaitu eritrositnya
kecil, pewarnaanya berkurang, dan kadar Hb dibawah normal (Price & Wilson, 2006) .
Selain itu, dapat pula
diklasifikasikan berdasarkan pendekatan fisiologisnya, yaitu anemia
hipoproloferatif dan anemia hemolitika. Pada anemia hipoproliferatif dibedakan
menjadi anemia aplastik, anemia pada penyakit ginjal, anemia pada penyakit
kronis, anemia defisiensi besi, dan anemia megaloblastik.
Anemia aplastik terjadi karena
ketidakmampuan sumsum tulang untuk menghasilkan sel-sel darah (Mansjoer, 2007) . Biasanya disebabkan karena adanya agen
neoplastik, terapi radiasi, obat batuk konvulsan, benzena, dan infeksi
virus.Gejala yang biasanya muncul ialah lemah, letih, lesu, leukopenia,
trombositopenia, dan retikulositopenia (Price & Wilson, 2006) .
Anemia pada sakit ginjal disebabkan
karena menurunnya jumlah eritropoetin. Eritropoetin merupakan hormon yang
mengatur produksi sel darah merah. Eritropoetin ini dihasilakn di ginjal.
Gejala yang timbil pada anemia ini antara lain BUN > 10 mg/ dl, hematokrit
turun 20-30%, dan eritrosit tampak normal pada apusan darah tepi (Smeltzer, 2002) .
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang
disebabakan karena kurangnya zat besi dalam darah sehingga mengganggu sintesis
eritrosit. Penyebab dari anemia ini sendiri ialah karena rendahnya asupan zat
besi, adanya gangguan pada penyerapan zat besi, dan kehilangan zat besi melalui
saluran pencernaan, kulit dan urine (Masrizal, 2007) .
Sedangkan anemia megaloblastik ialah
anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin B12 dan asam volat (Smeltzer, 2002) . Vitamin B12 ini terlibat dalam
metabolisme setiap sel dalam tubuh, terutama pada sintesis dan regulasi DNA (Almatsier, 2010) .
Pada anemia hemolitik, eritrosit
memiliki usia yang pendek. Saat dilakukan uji laboratoris didapatkan hasil
jumlah rekulosit meningkat, fraksi bilirubin indirek meningkat, dan
haptoglobulin rendah. Anemia hemolitik memiliki tururnan anemia sel sabit.
Anemia sel sabit merupakan anemia hemilitik berat yang berupa adanya kelainan
pada bentuk eritrosit. Sehingga oksigen yang akan diikat oleh Hb akan menurun (Smeltzer, 2002) .
Secara umum tanda dan gejala anemia
ialah pusing, mudah berkunang-kunang, lesu, aktivitas kurang, rasa mengantuk,
susah konsentrasi, cepat lelah, konjungtiva pucat, telapak tangan pucat,
anoreksia, takikardi, letargi, dan juga perdarahan. Sedangkan secara khas ialah
apabila terjadi perdarahan berulang/ kronik biasanya pada anemia pasca
perdarahan, anemia defisiensi besi. Ikterus, urine berwarna kuning tua/ cokelat
pada anemia hemolitik. Sedangkan pada anemia karena keganasan biasanya mudah
terinfeksi (Price & Wilson, 2006) .
Terdapat beberapa komplikasi yang
dapat terjadi kerana anemia, yaitu gagal jantung, parastesia, dan juga kejang.
Uji diagnostik yang biasanya digunakan ialah dengan uji hematologi. Uji
hematoligi ini meliputi Hitung sel darah lengkap (CBC), hitung retikulosit,
elektroforesis Hb, uji sickling, alkalin fosfatase lekosit (AFL), uji coomb, waktu
perdarahan, agraegasi perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin
parsial. Selain itu juga dapat dengan aspirasi sumsum tulang (Smeltzer, 2002) .
Diagnosa keperawatan yang biasanya
muncul pada pasien dengan anemia ialah perfusi jaringan inefektif b.d penurunan
konsentrasi Hb dan darah. Selain itu juga intoleransi aktivitas b.d
berkurangnya oksigen ke sususnan saraf pusat. Kemudian ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia. Selanjutnya ada kelelahan/
keletihan b.d kondisi fisik kurang.
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hb kurang dari
normal. Anemia dapat dibedakan menurut morfologik dan etiologinya. Selain itu
juga dapat dibedakan berdasarkan pendekatan fisiologisnya, yaitu anemia
hipoproloferatif dan anemia hemolitika. Pada anemia hipoproliferatif dibedakan
menjadi anemia aplastik, anemia pada penyakit ginjal, anemia pada penyakit
kronis, anemia defisiensi besi, dan anemia megaloblastik. Tanda gejala yang
sering terlihat pada pasien anemia ialah lemah, letih, lesu, dan lemas. Uji
diagnostik yang dapat dilakukan ialah dengan uji hematologi dan aspirasi sumsum
tulang belakang. Komplikasi yang sering terjadi pada pasien anemia ialah gagal
jantung, parestesia, dan kejang.
Referensi
Almatsier, S. (2010). Prinsip dasar ilmu gizi.
Jakarta: Percetakan PT SUN.
Mansjoer, A. (2007). Kapita selekta kedokteran.
Jakarta: Media Aesculapius.
Masrizal. (2007). Anemia defisiensi besi. Jurnal kesehatan
masyarakat , 140-145.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi
konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC.
Smeltzer, s. C. (2002). Buku ajar keperawatan medikal
bedah. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar