Jumat, 30 Agustus 2013

khairunnas anfa’uhum linnas


Purwokerto, 27 agustus 2013
Hhmmm...pagi yang cerah penuh dengan kicauan burung. Tiba-tiba terdengar getaran telfn selularku. Oh, ternyata sms dari seorang adik yang baru ku kenal melalui akun jejaring sosial. Beliau mengabarkan keberhasilannya meraih beasiswa full untuk melanjutkan study ke Turki dengan jurusan Nursing. Ya, jurusan yang sama dengan jurusanku. Sesaat setelah membaca sms, sempat iri dengannya. “Ya allah, hambapun ingin dapat melanjutkan study ke luar negeri. Hamba ingin membanggakan keluarga hamba melalui prestasi hamba ya Allah. Hamba ingin seperti dia yang dapat lanjut kuliah di luar ya Rabb”. Hmm..itulah pikiran pertama dalam otakku sesaat setelah membaca sms itu.
Akupun sejenak merenung. Alangkah tidak bersyukurnya diriku ini dengan segala nikmat yang telah Allah berikan selama ini. Masih beruntung aku bisa kuliah, meskipun selama menjalani kuliah di jurusan yang bukan keinginanku. Masih banyak orang diluar sana yang ingin kuliah, atau bahkan sekolah SD saja sangat sulit atau bahkan tidak mampu sama seklali.  Ya, itulah fenomena negeri yang katanya kaya raya ini. Banyak rakyat terlantar dan tak mampu menyekolahkan anaknya hingga kebodohanpun merajelala. Ya, begitu tidak bersyukurnya aku atas nikmat Allah, jika dibandingkan mereka, aku masih sangat jauh beruntung dari mereka. Aku tak perlu memikirkan apakah esok hari masih bisa makan atau tidak, sementara mereka setiap malam selalu berpikir “apakah esok hari ada sesuap nasi untuk sekedar mengganjal lambung ini untuk bisa melakukan gerak peristaltiknya”.

Dalam renungan, tiba-tiba terbesit sebuah kalimat “khairunnas anfa’uhum linnas”. Ya, kalimat itulah yang selalu menjadi penyemangat hidupku. Kalimat yang mampu menjadikan aku ikhlas dalam setiap melakukan tindakan. “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain”. Ya..menjadi seorang manusia yang bermanfaat untuk orang lain.
Bukan perkara sulit untuk menjadi seorang yang bermanfaat. Tak perlu mengeluarkan uang jutaan, miliyaran, ataupun triliunan rupiah untuk mampu menjadi anfa’uhumlinnas. Terkadang cukup dengan senyuman.
Akupun mulai tersadar, sekolah diluar ataupun didalam negeri sama saja. Asalkan mampu menjadikan diri ini seorang yang bermanfaat untuk orang lain. Asalkan ilmu yang aku miliki dapat dirasakan pula oleh orang-orang yang ada disekitarku.
Ku azzamkan pada diri, “jadilah kau manusia yang bermanfaat untuk orang lain melalui ilmu yang kau miliki. Ikhlaskan dirimu dibidang ilmu yang kau tekuni  maka kesuksasan akan menyertaimu.”
Yups..lembar kehidupan baru akan segera dimulai. Mulai bangkit menjadi muslimah luar biasa melalui hal biasa.
Ganbatte...^_^ (sambil senyum2 dan menggerakkan tangan tangan tanda semangat)^^