Senin, 29 Januari 2018

Sistem Montessori, Bikin Anak lebih Mandiri



Metode Montessori diciptakan oleh Dr Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia. Dr Maria Montessori mengembangkan metode ini sebagai hasil dari penelitiannya terhadap perkembangan intelektual anak yang mengalami keterbelakangan mental. Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak, dan pengamatan klinis dari guru yang berfungsi sebagai fasilitator atau pendamping.

Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan auto correction untuk membantu anak belajar dengan baik, dan mengerti benar atau salah terhadap perbuatan yang dilakukan, sehingga anak bisa mengoreksi dirinya sendiri. Anak menjadi lebih paham atas kesalahan yang dilakukan, tanpa perlu diberitahu oleh pendidiknya. Sekolah dengan metode ini juga tak mengenal adanya reward dan punishment (hadiah dan hukuman).

Di sekolah reguler, semua pelajaran yang diajarkan berdasarkan kurikulum, sehingga mau tak mau anak-anak "dipaksa" untuk mengerti semua hal yang diajarkan. Namun, di sekolah Montessori, anak-anak belajar melakukan sendiri kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sehari-hari, seperti merapikan tempat tidur, mencuci piring sehabis makan, dan lain-lainnya, sekaligus bermain dengan aneka permainan yang mendidik. Namun, semua pelajaran yang diajarkan ini memiliki artian dan tujuan pendidikan tertentu dan bisa dipilih anak sesuai dengan kegemarannya, sejauh sesuai dengan usianya.

Sistem Montessori mengenal lima area belajar utama yaitu, latihan kehidupan sehari-hari atau Exercise of Practical Life, pembelajaran melalui panca indra/sensorial, Bahasa/Language, Dunia Sekitar/Cultural, dan Matematika/Math.


Copasfrom http://lifestyle.kompas.com/read/2011/09/12/07515322/sistem.montessori.bikin.anak.lebih.mandiri